Makalah
Tata Surya
Makalah
ini ditunjukan untuk memenuhi tugas mata pelajaran IPA
Guru
Mata Pelajaran IPA :
Disusun
oleh:
Tina
Pebrianti
PELAJARAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN
SMK
4 LPPM RI PADALARANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya
yang berjudul “Tata Surya”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang telah diberikan. Makalah ini
berisi tentang pembahasan Tata Surya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran, masukan
dan kritikan yang membangun guna melengkapi kekurangan makalah ini.
Akhir kata penulis tunjukan kepada
Allah jualah yang telah memberikan kemudahan pada pembuatan makalah ini. Semoga
makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
i
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR i
DARTAR
ISI ii
BAB
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang 1
1.2 Pembatasan
Masalah 1
1.3 Tujuan
Penulisan Makalah 1
1.4 Sistematika
Penulisan 1
BAB
2 KAJIAN TEORITIS
2.1
Anggota Tata Surya 3
2.2 Bumi Sebagai Planet 6
2.3 Bulan Sebagai Satelit Bumi 9
2.4 Penerbangan Angkasa Luar 12
2.2 Bumi Sebagai Planet 6
2.3 Bulan Sebagai Satelit Bumi 9
2.4 Penerbangan Angkasa Luar 12
BAB
3 KESIMPULAN DAN SARAN
3.1
Kesimpulann
14
3.2 Saran 14
3.2 Saran 14
DAFTAR
PUSTAKA 15
ii
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Apakah sumber energi utama bagi
kehidupan utama di Bumi? Ya, jawabannya adalah matahari. Matahari merupakan
salah satu bintang karena dapat memancarkan cahaya sendiri. Matahari adalah
salah satu dari sekian banyak benda langit yang beredar di angkasa. Matahari
dan semua benda langit yang mengitarinya menyusun sistem tata surya. Apakah
yang dimaksud tata surya? Apa saja anggota tata surya? Apakah Bumi yang kita
tempati ini termasuk dalam tata surya?
1.2 Pembatasan
Masalah
Dengan latar belakang yang telah
dijelaskan di atas maka penulis membatasi masalah yang akan dianalisa mengingat
adanya keterbatasan waktu dalam proses penyusutan yaitu anggota tata surya,
bumi sebagai planet dan bulan sebagai satelit bumi.
1.3 Tujuan
Penulisan Makalah
Berdasarkan dari pembatasan masalah
tersebut, maka tujuan penulisan ini adalah untuk:
1. Mengetahui
anggota Tata Surya
2. Mengetahui
Bumi sebagai Planet
3. Mengetahui
Bulan sebagai Satelit Bumi
1.4 Sistematika
Penulisan
Sebagai langkah akhir dalam
penulisan makalah ini, maka klasifikasi sitematika penulisannya sebagai berikut:
1. Bab
1: Pendahuluan yang berisikan latar belakang, pembatasan masalah, tujuan
penulisan makalah dan sistematika penulisan.
2. Bab
2: Kajian teoritis yang berisikan anggota tata surya, bumi sebagai planet dan
bulan sebagai satelit bumi.
1
3. Bab
3: Kesimpulan dan saran yang berisikan kesimpulan penulisan makalah dan saran
untuk penulis makalah.
2
BAB
2
KAJIAN
TEORITIS
2.1
Anggota Tata Surya
Bumi tempat kita berpijak ternyata
hanya bagian kecil dari alam semesta yang sangat luas. Bumi merupakan bagian
dari tata surya. Sementara itu, tata surya kita adalah bagian dari galaksi,
yaitu Galaksi Bimasakti. Galaksi adalah sekumpulan bintang-bintang, gas dan
debu raksasa yang saling mengikat karena adanya gravitasi. Beberapa macam
galaksi antara lain Bimasakti, Andromeda, Magellan dan Galaksi NGC 4565.
Tata surya merupakan sekumpulan
benda-benda angkasa yang mengelilingi Matahari. Matahari dijadikan sebagai
pusat tata surya dan semua planet, termasuk Bumi, bergerak mengelilingi
Matahari. Teori yang menyatakan bahwa matahari sebagai pusat tata surya
dikemukakan oleh Nicolaus Copernicus dari Polandia, dengan teori Heliosentris.
Teori ini mematahkan teori Geosentris, yang dikemukakan oleh Claudius
Ptolemaeus, yang menyatakan bahwa Bumi sebagai pusat tata surya.
1. Planet
Planet adalah benda langit yang
memantulkan cahaya dari sinar matahari. Sejak tahun 1930 sampai 2006 jumlah
planet penyusun tata surya ada sembilan planet, yaitu Merkurius, Venus, Bumi,
Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus dan Pluto. Namun, berdasarkan Sidang
Umum Himpunan Astronomi Internasional atau International Astronomical Union
(IAU) ke-26 di Praha, Ceko, telah diputuskan bahwa sejak 24 Agustus 2006, Pluto
tidak termasuk planet dan dikeluarkan dari daftar planet-planet di tata surya
kita. Jadi, ada delapan planet dalam sistem tata surya kita, yaitu Merkurius,
Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus.
Tidak seperti Matahari atau bintang,
planet tidak dapat memancarkan cahaya sendiri. Planet dapat terlihat karena
memantulkan cahaya yang mengenai permukaanya. Cahaya tersebut adalah cahaya
matahari. Bagian permukaan planet yang memperoleh sinar matahari akan mengalami
siang hari, sedangkan bagian lain yang tidak memperoleh sinar matahari
mengalami malam hari.
3
Dalam peredarannya mengelilingi
Matahari, planet dapat menempuh lintasan tertentu yang disebut orbit. Planet
tetap berada pada orbitnya karena adanya gaya tarik matahari yang menyebabkan
planet beredar mengelilingi Matahari. Orbit planet berbentuk elips. Oleh karena
itu, posisi planet kadang dekat dan kadang jauh dari Matahari. Titik terdekat
planet terhadap Matahari disebut Perihelium, sedangkan titik terjauhnya disebut
Apelium. Bidang edar planet-planet mengelilingi Matahari disebut Bidang Edar,
khusus untuk bidang edar Bumi disebut bidang Ekliptika.
Peredaran planet terhadap Matahari
disebut Revolusi. Sementara itu, waktu yang diperlukan planet untuk sekali
berevolusi disebut Kala Repolusi atau Periode Revolusi. Khusus untuk Bumi
memiliki Kala Revolusi selama satu tahun atau 365,25 hari. Selain revolusi,
planet juga berotasi. Waktu yang diperlukan untuk satu kali rotasi dinamakan
Kala Rotasi atau Periode Rotasi.
2. Komet
Komet disebut juga bintang berekor.
Komet berasal dari bahasa Yunani, yaitu Kometes yang artinya berambut panjang.
Komet menurut istilah bahasa adalah benda langit yang mengelilingi Matahari
dengan orbit yang sangat lonjong. Komet terdiri atas es yang sangat padat dan
orbitnya lebih lonjong daripada orbit planet. Komet menyemburkan gas bercahaya
yang dapat terlihat dari Bumi.
Komet terdiri atas bagian-bagian
berikut ini:
a. Inti
komet, yaitu bagian komet yang kecil tetapi padat tersusun dari debu dan gas.
b. Koma,
yaitu daerah kabut disekeliling inti. Koma berupa bahan-bahan es yang berubah
menjadi gas akibat proses penguapan yang membentuk semacam atmosfer.
c. Ekor
komet, yaitu bagian yang memanjang dan panjangnya mampu mencapai satu satuan
astronomi (1 SA= jarak antara Bumi dan Matahari). Arah ekor komet selalu
menjauhi Matahari.
4
3. Meteoroid,
Meteor dan Meteorit
Meteoroid adalah batuan-batuan kecil
yang sangat banyak dan melayang-layang di angkasa luar. Batuan-batuan ini
banyak mengandung unsure besi dan nikel. Batuan-batuan ini masuk ke atmosfer
bumi karena pengaruh gravitasi bumi. Gesekan dengan atmosfer bumi menghasilkan
panas yang membakar habis batuan-batuan itu sebelum sempat mencapai permukaan
bumi. Batuan-batuan atau benda langit yang bergesekan dengan atmosfer bumi dan
habis terbakar sebelum sampai ke permukaan bumi disebut Meteor. Sementara itu,
batuan-batuan yang tidak habis terbakar dan sampai di permukaan bumi disebut
Meteorit. Salah satu Meteorit yang jatuh di Arizona, Amerika Serikat
menyebabkan terbentuknya kawah besar dengan diameter 1.250 m dan kedalaman 200
m. Kawah ini disebut Barringer Crater.
4. Asteroid
Asteroid adalah benda angkasa kecil
yang mengelilingi Matahari tersusun atas logam dan batuan. Asteroid disebut
juga Planetoid atau Planet Kerdil. Hampir semua asteroid memiliki orbit yang
berada di antara orbit Mars dan Jupiter (membentuk sabuk asteroid). Orbit
asteroid ada yang berbentuk lingkaran dan ada yang lonjong. Arah revolusi
asteroid sama dengan arah revolusi planet. Perbedaannya dengan planet adalah
dalam hal ukurannya. Salah satu asteroid yaitu Cares, merupakan asteroid
terbesar dengan diameter kira-kira 940 km. Asteroid Cares ditemukan oleh
Giuseppe Piazzi pada 1 Januari 1801. Contoh lain adalah Pallas dan Vesta.
Asteroid akan tampak menyerupai
bintang bercahaya lemah, jika dilihat dari permukaan bumi. Ada kalanya asteroid
tampak terang dan kadang pula tampak lemah, yang tergantung pada cahaya
matahari yang dipantulkannya. Bentuk asteroid tidak teratur dan kandungannya
terdiri atas silikat, besi dan magnesium.
5. Satelit
Satelit berasal dari bahasa Latin
“Satelles”, yang artinya pengiring. Satelit adalah benda langit yang mengiringi
suatu planet. Satelit tidak menghasilkan cahaya sendiri, namun memantulkan
cahaya matahari yang jatuh dari permukaannya.
5
Satelit
mengalami tiga gerakan sekaligus, yaitu berotasi, berevolusi terhadap planet
dan bersama-sama planetnya berevolusi terhadap matahari.
Bidang ekor satelit mengelilingi
planet hampir berimpit dengan bidang ekor planet dalam mengelilingi Matahari.
Arah peredaran satelit sama dengan arah peredaran planetnya. Ada dua jenis
satelit, yaitu satelit alami dan satelit buatan.
a. Satelit
Alami
Satelit alami adalah satelit yang sudah
ada dalam system tata surya dan bukan buatan manusia. Contohnya Bulan. Tidak
semua planet-planet dalam tata surya memiliki satelit. Merkurius dan Venus
adalah dua planet yang tidak memiliki satelit.
b. Satelit
Buatan
Satelit
buatan adalah satelit yang dibuat manusia. Satelit buatan merupakan wahana
ruang angkasa yang dirancang untuk bergerak menempuh jalur yang sudah
ditentukan, untuk mengumpulkan dan mengirimkan data atau informasi yang
diperlukan. Satelit ini dibuat untuk beberapa tujuan sebagai berikut:
1) Mendapatkan
informasi keadaan cuaca
2) Merelai
siaran radio dan televise
3) Sistem
navigasi dan pembuatan peta
4) Penyelidikan
ilmiah
2.2
Bumi Sebagai Planet
Bumi adalah planet ketiga penyusun
tata surya dilihat dari jaraknya terhadap Matahari. Hingga saat ini, Bumi
merupakan satu-satunya planet yang terdapat kehidupan di dalamnya.
1. Bentuk
dan Ukuran Bumi
Bentuk bumi adalah bulat pepat di
kedua kutubnya dan menggelembung di khatulistiwa. Berikut ini beberapa bukti
Bumi berbentuk bulat pepat.
6
a. Bagian
atas kapal laut terlihat lebih dahulu ketika sebuah kapal datang. Sebaliknya,
bagian kapal badan terlihat lenyap lebih dulu ketika berlayar menuju lautan.
b. Perjalanan
ke satu arah, akan kembali ke tempat semula.
c. Terbit
dan terbenamnya Matahari.
d. Adanya
pelangi.
2. Rotasi
dan Revolusi Bumi
Dalam peredarannya, Bumi melakukan
dua macam gerak, yaitu rotasi dan revolusi. Perputaran bumi pada porosnya
disebut rotasi bumi. Arah rotasi sama dengan arah revolusi bumi dalam
mengelilingi Matahari, yaitu dari Barat ke Timur.
a. Adanya
Gerak Semu Harian Matahari
Oleh karena Bumi berotasi dari Barat
ke Timur, maka Matahari seolah-olah bergerak dari Timur ke Barat, walaupun
sebenarnya tidak bergerak. Inilah yang dinamakan gerak semu harian matahari.
Dinamakan gerak semu harian karena sesungguhnya Matahari adalah diam, justru
Bumi yang bergerak dari Barat ke Timur.
b. Adanya
Perbedaan Waktu dari Tempat-Tempat yang Berbeda Derajat Bujurnya
Seluruh daerah dipermukaan Bumi
dibagi menurut garis lintang dan garis bujurnya. Pada garis bujur yang sama,
suatu tempat memiliki waktu yang sama. Tetapi, tempat dengan garis bujur yang
berbeda berarti memiliki waktu yang berbeda pula. Setiap perbedaan perbedaan waktunya adalah 1 jam.
c. Adanya
Pergantian Siang dan Malam
Rotasi bumi menyebabkan permukaan
yang menghadap dan membelakangi Matahari berganti secara bergiliran. Permukaan
yang sedang menghadap Matahari sedang mengalami siang hari, sedangkan permukaan
yang sedang membelakangi Matahari sedang mengalami malam hari.
7
d. Penggembungan
di Khatulistiwa dan Pemepatan di Kedua Kutubnya
Rotasi bumi menyebabkan bagian bumi
yang ada di kutub hampir tidak bergerak, sedangkan yang berada di khatulistiwa
berputar lebih cepat. Bagian permukaan bumi yang berada disekitar khatulistiwa
merasakan sedikit terlempar keluar sehingga bagian itu sedikit menjauh dari
pusat bumi.
Selain berotasi, Bumi juga melakukan
revolusi, yaitu peredaran Bumi mengelilingi Matahari. Untuk melakukan satu kali
revolusi Bumi memerlukan waktu 365,25 hari yang disebut satu tahun surya.
Revolusi bumi menyebabkan peristiwa yang berulang setiap tahunnya.
a. Terjadinya
Pergantian Musim
Adanya kemiringan sumbu bumi mengakibatkan kecondongan arah sumbu bumi
berubah-ubah, sehingga mengakibatkan juga terjadinya pergantian musim. Garis lintang utara disebut garis balik utara karena
setelah tiba digaris ini Matahari terlihat balik ke Selatan. Belahan bumi utara
dan selatan mengalami empat musim, yaitu
musim semi (spring), musim panas (summer), musim gugur (autumn), dan musim
dingin (winter).
b. Perubahan
Kenampakan Rasi Bintang
Rasi bintang merupakan susunan
bintang-bintang yang membentuk pola-pola tertentu ketika diamati dari bumi.
Ketika posisi bumi berada di sebelah Timur Matahari, pengamat hanya melihat
rasi bintang yang terletak di sebelah Timur Matahari. Ketika posisi bumi berada
di sebelah utara Matahari, pengamat hanya bisa melihat rasi bintang yang
terletak di sebelah Utara Matahari. Dengan adanya revolusi bumi maka kenampakan
rasi bintang yang dilihat oleh pengamat dari Bumi juga selalu berubah.
3. Kalender
Masehi
Perhitungan kalender Masehi
berdasarkan pada revolusi bumi. Revolusi bumi memerlukan waktu 365,25 hari,
padahal jumlah hari selama setahun adalah bilangan bulat. Selanjutnya, Julius
Caesar mengemukakan untuk menampung kelebihan 0,25 hari pada tiap tahunnya,
maka lamanya satu tahun diperpanjang satu hari menjadi 366 hari setiap empat
tahun sekali.
8
Tahun
yang memiliki 366 hari ini disebut Tahun Kabisat. Kelebihan satu hari tersebut
ditambahkan pada bulan Februari. Jadi, setiap 4 tahun sekali bulan Februari
memiliki hari sebanyak 29. Yang termasuk tahun kabisat adalah 1992, 1996, 2000,
2004, dst.
Perhitungan Julius Caesar kelebihan
12 menit per tahunnya atau 48 menit tiap empat tahunnya. Selanjutnya, sistem
penanggalan Julius Caesar disempurnakan oleh kalender Gregorian, yang
dikemukakan oleh Gregorius XIII. Gregorius mengemukakan bahwa tahun kabisat
adalah tahun yang angkanya habis dibagi empat dan hanya tahun abad yang
angkanya habis dibagi 400.
2.3
Bulan Sebagai Satelit Bumi
Bulan merupakan satelit alami yang
dimiliki Bumi. Walaupun Bulan tampak terang di malam hari, namun Bulan tidak
menghasilkan cahaya sendiri, tetapi hanya memantulkan cahaya dari sinar
matahari.
Bulan memiliki gaya gravitasi yang
lemah, hanya seperenam gravitasi bumi. Oleh karena itu, Bulan tidak dapat
mengikat atmosfer. Tidak adanya atmosfer di Bulan menyebabkan terjadinya
peristiwa-peristiwa berikut ini:
1. Langit
bulan hitam kelam.
2. Bunyi
tidak merambat, karena tidak adanya medium perambat bunyi, misalnya udara.
3. Di
Bulan tidak ada kehidupan, karena tidak adanya air.
4. Terdapat
banyak kawah, karena tidak adanya penahan benda-benda yang jatuh mengenainya.
5. Perbedaan
suhu yang sangat mencolok antara siang dan malam.
1.
Gerak Bulan
Dalam peredarannya Bulan melakukan
tiga macam gerakan, yaitu rotasi pada porosnya, revolusi terhadap Bumi, dan
bersama-sama Bumi berevolusi pada Matahari.
9
Kala
revolusi Bulan terhadap Bumi sama dengan kala rotasinya, sehingga sisi Bulan
yang menghadap Bumi selalu sama atau hanya satu sisi, sedangkan sisi lainya
tidak pernah menghadap Bumi.
Bulan memiliki periode sideris dan
periode sinodis. Periode sideris yaitu waktu yang diperlukan Bulan untuk
berevolusi (1 putaran) dengan mengacu pada suatu bintang
tertentu selain Matahari. Satu bulan sideris kira-kira 27 hari.
Periode sinodis adalah waktu yang
diperlukan Bulan untuk berevolusi dengan mengacu pada Matahari. Satu bulan
sinodis kira-kira 29,5 hari.
2.
Fase Bulan
Fase Bulan adalah perubahan bentuk
bulan dilihat dari Bumi. Fase bulan tergantung pada kedudukan Bulan terhadap
Matahari jika dilihat dari Bumi. Fase bulan akan berulang setiap 29 hari (bulan
sinodis/Komariyah).
Berikut
ini keterangan mengenai fase bulan:
a. Kedudukan
1: Pada kedudukan ini Matahari, Bulan, dan Bumi terletak pada satu garis lurus.
Bagian Bulan yang tidak terkena sinar Matahari menghadap ke Bumi. Akibatnya,
Bulan tidak terlihat dari Bumi. Pada kedudukan ini disebut Bulan Baru (bulan
muda).
b. Kedudukan
2: Pada kedudukan ini, separuh bagian Bulan yang terkena sinar Matahari hanya
seperempat, sehingga yang terlihat dari Bumi juga seperempat. Akibatnya, kita
bisa melihat Bulan Sabit.
c. Kedudukan
3: Pada kedudukan ini, bagian Bulan yang terkena sinar Matahari kira-kira
separuhnya, sehingga yang terlihat dari Bumi juga separuhnya. Akibatnya, kita
bisa melihat setengah bulatan yang disebut Bulan Separuh (kuartir pertama).
d. Kedudukan
4: Pada kedudukan ini, bagian Bulan yang terkena sinar Matahari
tigaperempatnya, yang terlihat dari Bumi hanya tigaperempat bagian Bulan.
Akibatnya, kita bisa melihat Bulan Cembung.
e. Kedudukan
5: Pada kedudukan ini, bagian Bulan yang terkena sinar Matahari semuanya,
begitu juga yang terlihat dari Bumi. Akibatnya, kita bisa melihat Bulan
Purnama.
10
3.
Gerhana
Gerhana adalah proses tertutupnya
Bulan atau Matahari secara tiba-tiba. Terjadinya gerhana disebabkan bayangan
yang dibentuk oleh Bumi atau Bulan terletak pada satu baris. Bayangan yang
terbentuk ketika terjadi gerhana ada dua jenis, yaitu bayangan gelap (umbra)
dan bayangan kabur atau bayangan sebagian (penumbra).
a. Gerhana
Bulan
Gerhana Bulan terjadi bila Matahari,
Bumi, dan Bulan berada pada satu garis lurus. Akibatnya, Bulan tidak menerima
cahaya dari Matahari, sehingga Bulan tidak terlihat oleh pengamat dari Bumi.
Pada waktu seluruh bagian Bulan masuk dalam daerah Umbra (bayangan inti) Bumi,
maka terjadi gerhana bulan total. Sementara, apabila Bulan memasuki daerah
Penumbra maka terjadi gerhana parsial (gerhana sebagian). Proses Bulan berada
dalam Penumbra (daerah bayangan kabur) bisa mencapai 6 jam, sedangkan proses
Bulan berada dalam Umbra (bayangan inti) hanya sekitar 40 menit.
b. Gerhana
Matahari
Gerhana Matahari terjadi bila posisi
Matahari, Bulan, dan Bumi berada pada satu garis lurus. Akibatnya, bayangan
Bulan menutupi sebagian permukaan Bumi. Suatu daerah di permukaan Bumi yang
masuk daerah Umbra berarti seluruh cahaya Matahari terhalang Bulan, sehingga
mengalami gerhana matahari total. Gerhana matahari total terjadi selama
beberapa menit. Sementara itu, daerah yang tertutup Penumbra mengalami gerhana
matahari sebagian (parsial).
4.
Pasang Surut Air Laut
Pasang surut air laut merupakan
peristiwa naik dan turunnya permukaan air laut karena posisi Bulan terhadap
Bumi. Pasang terjadi ketika permukaan air laut naik, sedangkan surut terjadi
ketika permukaan air turun. Pasang surut air laut terjadi dua kali dalam sehari.
Pasang surut terjadi karena adanya
pengaruh gravitasi bulan dan gravitasi matahari terhadap Bumi.
11
Oleh karena jarak Bulan yang lebih
dekat dengan Bumi, maka pengaruh gaya gravitasi Bulan lebih besar daripada gaya
gravitasi matahari.
Pasang surut air laut terjadi saat
bulan baru dan bulan purnama. Ada dua macam pasang air laut:
a. Pasang
Purnama
Pasang
purnama terjadi pada saat gravitasi bulan dan matahari pada satu garis lurus.
Ketika gravitasi bulan dan matahari menarik bumi satu arah akan saling
menguatkan sehingga terjadi pasang terbesar.
b. Pasang
Perbani
Pasang
perbani adalah pasang terendah yang terjadi pada saat Bulan dan Matahari saling
tegak lurus ().
Pasang surut air laut dimanfaatkan
untuk berbagai keperluan manusia, seperti untuk pengairan sawah (sawah pasang
surut), pembangkit listrik tenaga pasang surut, memudahkan kapal berlayar dan
berlabuh, serta pembuatan garam oleh nelayan.
2.4
Penerbangan Angkasa Luar
Angkasa luar (antariksa) merupakan
tempat-tempat dimana sudah tidak ada gaya tarik bumi (gravitasi bumi sama
dengan nol). Cara paling sederhana untuk melakukan penelitian mengenai
benda-benda langit adalah menggunakan teleskop. Tetapi, seiring perkembangan
teknologi telah banyak dilakukan penerbangan ke angkasa luar, baik menggunakan
roket ataupun pesawat ulang-alik.
1.
Roket
Roket adalah salah satu pembawa
satelit ke luar angkasa. Roket hanya digunakan untuk satu kali peluncuran.
Peluncuran roket menggunakan bahan bakar propelan cair atau padat, yang dapat
menghasilkan gaya dorong ke belakang pada roket untuk menjauh dari bumi dan
menuju luar angkasa.
12
2.
Pesawat Antariksa Tak Berawak
Pesawat antariksa merupakan satelit
buatan. Jadi, satelit buatan adalah pesawat antariksa tak berawak buatan
manusia yang diluncurkan pada suatu ketinggian tertentu untuk mengorbit
mengitari sebuah planet dan mengemban misi tertentu. Pesawat antariksa tak berawak
pertama yang diluncurkan pada tanggal 4 Oktober 1957 adalah Sputnik I milik Uni
Soviet.
3.
Pesawat Antariksa Berawak
Beberapa penjelajahan luar angkasa
dilakukan dengan menggunakan pesawat antariksa yang disertai awak. Manusia
pertama yang melakukan penerbangan ke angkasa luar adalah Yuri A. Gagarin dari
Uni Soviet, yang berhasil mengorbit Bumi pada 12 April 1961 dengan pesawat
Vostok I. Dua tahun kemudian, pesawat Apollo XI milik Amerika Serikat yang
membawa tiga awak, yaitu Neil Amstrong, Edwin Aldrin,dan Michael Collins,
berhasil mendarat di Bulan untuk pertama kalinya.
13
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1
Kesimpulan
Tata
surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang
disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya.
Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan
orbit berbentuk elips, lima planet kerdil atau katai, 173 satelit alami yang
telah diidentifikasi, dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet)
lainnya. Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk
asteroid, empat planet bagian luar, dan di bagian terluar ada Sabuk Kuiper dan
Piringan Tersebar.
3.2 Saran
Sebaiknya
semua pihak mempelajari Tata Surya agar dapat mengetahui dari mana sebenarnya
Tata Surya itu berasal sehingga kita tidak dapat mengada-ada atau
merekayasanya. Mengetahui Tata Surya juga sangat penting agar kita dapat
mengetahui kebesaran Tuhan Yang Maha Esa sehingga kita dapat meningkatkan
keimanan dan ketakwaan.
14
DAFTAR
PUSTAKA
Anny Winarsih, dkk. 2008. IPA Terpadu untuk SMP/MTs
Kelas VII BSE. Jakarta: Pusat Perbukuan
Depdiknas.
Depdiknas.
Brewer, Sarah. 2005. Buku Saku Fakta Tubuh,
terjemahan Tri Heru Wijarto. Jakarta: Erlangga.
Bridgman, Roger. 2000. Jendela IPTEK Elektronika,
terjemahan Pusat Penerjemahan FSUI. Jakarta: PT Balai Pustaka.
Campbell, Jane B. Reece, Lawrence G. Mitchell. 2004.
Biologi Jilid 1, 2, 3, terjemahan Wasmen
Manalu. Jakarta: Erlangga.
Manalu. Jakarta: Erlangga.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan: Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Jakarta: Depdiknas
Amalia, Lily. 2004. Fisika 1 Kelas X. Bandung: PT. Rosdakarya.Jakarta: Depdiknas
Barata, Bima. 2002. Fisika Untuk SMA. Jakarta: Sagufindo Kinarya.
Saukah, Ali, dkk. 2007. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: UM Press.
Widyartono, Didin. 2008. Kaidah-Kaidah Menulis. Malang: Indus Nesus Private.
Mudah-mudahan bermanfaat yah... ^_^
BalasHapusmakasih gan
Hapuskita juga punya nih artikel mengenai 'tata surya', silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya
BalasHapushttp://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5173/1/Jurnal%20Skripsi.pdf
trimakasih
mksh makalahnya, sangat membantu.. jgn lupa mampir di blog ane ya www.anharalfian.blogspot.com
BalasHapusTerima kasih sangat membantu ...jadi semakin paham ..
BalasHapus